PPD (perkembangan peserta didik)

 
TUGAS MAKALAH
Perkembangan Peserta Didik

UMMWARNA.jpg

Di susun oleh:
Marim
Khaeruddin
Miftahul Awaliyah
M. Syukrullah Solihin
L. Imam hidayatullah
Listi Raehani
Musliadin


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH MATARAM
2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahnya kepada penyusun sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dan tak lupa pula penyusun haturkan sholawat beserta salam kepada baginda nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa agama keselamatan yaitu agama islam.
Didalam rangka memenuhi tugas perkuliahan khusunya dalam mata kuliah Perkembangan Peserta Didik, kami menyusun sebuah makalah yang berjudul “Perkembangan Nilai, Sikap, dan Moral Individu”. Kami sebagai penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini, penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan. Dan penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat konstruktif dan juga membangaun demi kesempurnaan selanjutnya.
Akhirnya, dengan segala kekurangan kami penyusun makalah ini mohon maaf dan semoga makalah ini dapat bermamfaat baik bagi penyusun sendiri maupun parapembacanya. Amiiiiiinnnn


Mataram 27-06 2011

penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
1.1  Latar Belakang Masalah..............................................................
1.2  Rumusan Masalah........................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................
2.1 Perkembangan Nilai Moral dan
Sikap Individu.............................................................................
2.2 Karakteristik Nilai, Moral dan
Sikap Remaja...............................................................................

BAB III PENUTUP......................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................
3.2 Saran............................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Menurut kamus Echol & Shadaly individu adalah kata benda dari kata individual yang berarti seseorang, orang, perseorangan, oknum (echol, 1975: 519). Manusia adalah mahluk yang dipandang dari berbagai sudut pandang. Sebagai dikenal adanya manusia sebagai mahluk yang berpikir atau homo sapiens, mahluk yang berbentuk atau homo faber, dan mahluk yang dapat didik atau homo edducandum.berbagai pandangan itu manusia merupakan mahluk yang kompleks. Kini Indonesia telah menganut suatu pandangan, bahwa manusia yang utuh adalah manusia sebagai pribadi yang mengenjawantahan manunggalnya sebagai cirri khas atau karakter hakiki atau sifat kodrati manusia yang seimbang antar berbagai segi yaitu antara  segi individu dan social, jasmanai dan rohani, dan dunia dan kahirat. Dengan keseimbangan hubungan tersebut menggambarkan keselarasan hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan dirinya, manuisa dengan alam lingungannya,dan manusia dengan tuhannya.

Bloom (Woolfolk dan Nicolich, 1984:390) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses belajar dikelompokan menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaan pengetahuan (kognitif), penguasaan nilai dan sikap (efektif), dan penguasaan psikomotorik. Masa bayi masih belum mempersoalkan masalah moral, dan motorik. Masa bayi masih belum mempersoalkan masalah moral, karena dalam kehidupan bayi belum dikenal hierarki nilai dan suara hati. Perilakunya belum dibimbing oleh norma-norma moral. Pada masa anak-anak telah terjadi perkembangan moral yang relatif rendah (terbatas). Anak belum menguasai nilai-nilai abstrak yang berkaitan dengan benar salah dan baik buruk. Hal ini dikarenakan oleh pengaruh perkembangan intelek yang masih terbatas. Anak belum mengetahui manfaat suatu ketentuan atau peraturan dan belum memiliki dorongan untuk mengerti  peraturan-peraturan dalam kehidupan.
Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnya, anak mulai dikenalkan terhadap nilai-nilai, ditunjukkan hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh, yang harus dilakukan dan yang dilarang.
Menurut piaget, pada awalnya pengenalan nilai dan perilaku serta tindakan itu masih bersifat “paksaan”, dan anak belum mengetahui maknanya. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan inteleknya, berangsur-angsur anak mulai mengikuti berbagai ketentuan yang berlaku didalam keluarga, dan semakin lama semakin luas sampai dengan ketentuan yang berlaku didalam masyarakat dan negara.
1.2  Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari makalah ini yaitu;
1)      Apa pengertian dari Nilai, Sikap dan Moral?
2)      Bagaimana perkembangan dari Nilai, Sikap dan Moral suatu individu?
3)      Kapan Nilai, Sikap dan Moral itu mulai berkembang?




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Nilai Moral dan Sikap Individu

Definisi Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, misalnya adat kebiasaan dan sopan santun (Sutikna,1988: 5). Sopansantun, adat, dan kebiasaan serta nilai-nilaiyang terkandung dalam Pancasila adalah nilai-nilai hidupyang menjadi pegangan seseorang dalam kedudukannya sebagai warga negara Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang termasuk dalamsila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,antara lain:
a)      Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia
b)      Mengembangkan sikap tenggang rasa
c)      Tidak semena-mena terhadap orang lain, berani membela kebenaran dan
keadilan dsb.
Definisi Moral Moral adalah ajaran tentang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban dan sebagainya (Purwadarminto, 1957: 957). Dalam moral diatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, dan suatu perbuatan yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari. Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang baik dan yang salah. Dengan demikian, moral merupakan kendali dalam bertingkah laku.
Definisi Sikap Menurut Gerung, Sikap secara umum dapat diartikansebagai kesediaan bereaksi individu terhadap sesuatu hal (Mappiare, 1982: 58). Sikap berkaitan dengan motif dan mendasari tingkah laku seseorang. Tingkah laku seseorang dapat diramalkan jika sudah mengetahui sikapnya. Tetapi sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, tetapi masih berupa kecenderungan tingkah laku. 
Hubungan antara Nilai, Moral dan Sikap Dalam pengamalan Pancasila, moral merupakan control dalam bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai hidup yang ada dalam Pancasila. Nilai-nilai kehidupan sebagai norma dalam masyarakat senantiasa menyangkut persoalan antara baik dan buruk, jadi berkaitan dengan moral.
Dengan demikian, keterkaitan antara nilai, moral,sikap dan tingkah laku akan tampak dalam pengamalan nilai-nilai. Dengan kata lain, nilai-nilai perlu diketahui terlebih dahulu, kemudian dihayati dan didorong oleh moral, baru akan terbentuk sikap tertentu terhadap nilai-nilai tersebut dan pada akhirnya terwujudlah tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud.
2.2 Karakteristik Nilai, Moral dan Sikap Remaja
Nilai-nilai kehidupan yang harus dikuasai remaja tidak hanya sebatas pada adat kebiasaan dan tingkah laku saja, tetapi seperangkat nilai-nilai yang secara keseluruhan terkandung dalam Pancasila. Seorang remaja dalam tugas perkembangannya dituntut untuk dapat mempelajari dan membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan lingkungannya tanpa harus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam dengan hukuman seperti pada waktu anak -anak.  Michel meringkaskan lima perubahan dasar dalam moralyang harus  dilakukan oleh remaja,sebagai berikut: 
1)      Pandangan individu semakin lama semakin abstrak.
2)      Keyakinan moral lebih terpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa
yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan yang dominan.
3)      Penilaian moral menjadi semakin kognitif, sehingga remaja menjadi lebih
berani mengambil keputusan dalam menghadapi berbagai masalah.
4)      Penilaian moral menjadi kurang egosentris
5)      Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa
penilaian moral merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan
emosi .
Menurut Furter (1965) (dalam Monks, 1984: 252), kehidupan moral merupakan problematicyang pokok dalam masa remaja. Maka perkembangan moral perlu diperhatikansejakseseorang dilahirkan.
Dari hasil penyelidikannya Kohlberg mengemukakan enam tahap perkembangan moral yang berlaku secara universal dan dalam urutan tertentu. Ada tiga tingkat perkembangan moral,yaitu:
1.      Tingkat 1 : Pra-konvensional Pada stadium1, anak berorientasi pada kepatuhan dan hukuman. Anak hanya mengetahui bahwa aturan-aturan ditentukan oleh adanya kekuasaan yang tidak dapat diganggu gugat. Ia harus menurut kalau tidak akan memperoleh hukuman. Pada Stadium2, berlaku prinsip Relativistik Hedonism artinya bergantung pada kebutuhan dan kesanggupan seseorang (hedonistic). Dalam tahap ini, seorang anak sadar bahwa setiap kejadian mempunyai beberapa segi.
2.      Tingkat 2 : Konvensional Stadium3, menyangkut orientasi mengenai anakyang baik. Anak mulai memasuki umur belasan tahun, dimana anak memperlihatkan orientasi perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai baik atau tidak baik oleh orang lain. Mereka melakukan perbuatan atas dasar kritik dari masyarakat. Stadium4,yaitu tahap mempertahankan norma-normasocial dan otoritas. Perbuatan baikyang diperlihatkanseseorang merupakan kewajiban untuk ikut melaksanakan aturan-aturanyang ada, agar tidak timbul kekacauan.
3.      Tingkat 3 : Pasca-konvensional Stadium5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara dirinya dengan lingkungansocial. Pada tahap ini,seseorang harus memperlihatkan kewajibannya kepada masyarakat karena lingkungansocial akan memberikan perlindungan kepadanya. Originalitas remaja juga masih tampak pada tahap ini. Remaja masih mau diatursecara ketat oleh hukum-hukumyang lebih tinggi, walaupun kata hatisudah mulai berbicara. Stadium6, tahaini disebut Prinsip Universal. Pada tahap ini ada norma etika disamping norma pribadi dansubjektif. Unsur etika disiniyang akan menentukan apayang boleh dan baik dilakukan dansebaliknya. Remaja mengadakan tingka laku-tingkah laku moralyang dikemudikan oleh tanggung jawab batinsendiri.
Menurut Furter (1965), menjadi remaja berarti mengerti nilai-nilai (Monks, 1984: 257). Mengerti nilai -nilai ini tidak berarti hanya memperoleh pengertian saja tetapi juga dapat menjalankannya. Jika sudah, berarti remaja sudah dapat menginternalisasikan penilaian-panilaian moral, menjadikannya sebagai nilai-nilai pribadi,yang kemudian akan tercermin dalamsikap dan tingkah lakunya.


BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
Setiap Individu mengalami proses yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangannya yakni proses secara berkelanjutan guna memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan adalah kecendrungan permanen dalam diri seseorang yang menimbulkan dorongan dan kelakuan untuk mencapai tujuan tertentu. Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnya, anak mulai dikenalkan terhadap nilai-nilai, ditunjukan hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh, yang harus dilakukan dan yang dilarang. Menurut piaget, pada awalnya pengenalan nilai dan perilaku serta tindakan itu masih bersifat “paksaan”, dan anak belum mengetahui maknanya. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan inteleknya, berangsur-angsur anak mulai mengikuti berbagai ketentuan yang berlaku didalam keluarga, dan semakin lama semakin luas sampai dengan ketentuan yang berlaku di dalam masyarakat dan Negara.
Dengan demikian, keterkaitan antara nilai, moral,sikap dan tingkah laku akan tampak dalam pengamalan nilai-nilai. Dengan kata lain, nilai-nilai perlu diketahui terlebih dahulu, kemudian dihayati dan didorong oleh moral, baru akan terbentuk sikap tertentu terhadap nilai-nilai tersebut dan pada akhirnya terwujudlah tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud.

3.2     Saran
Kita yang sudah menginjak dewasa ini, terutama kita sebagai peserta didik dan calon tenaga pendidik kami sebagai penyusun makalah ini menyarankan untuk lebih mengetahui bagaimana perkembangan nilai, sikap dan moral yang ada dalam diri kita masing-masing dan senantiasa mengimplementasikan dasar Negara kita yaitu naskah pancasila agar kita bisa menjadi manusia seutuhnya dan dapat berbakti terhadap bangsa tanah air pusaka kita Indonesia.

tips

jadilah orang yang berguna sejak semuda mungkin, karna orang yang malas waktu mudanya akan dipaksa bekerja keras diwaktu tuanya