TUGAS FOLKLORE
Dan
SASTRA NUSANTARA
(
Menulis Cerita Daerah )
Dosen ; Siti Lamusiah
Ditulis
Oleh:
Nama
: Marim
Nim : 11011A0242
Kelas : III C
Jurusan : bahasa Indonesia
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MATARAM
2011/2012
SI KUAT MEDARAN
Cerita
Dari Lombok Bagian Selatan
Kabupaten
Lombok Tengah
NTB
Penulis
( Marim )
Nim : 11011A0242
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
SI
KUAT MEDARAN
(
cerita
dari lombok selatan)
Pada
zaman dahulu di daerah Lombok selatan pesisir pantai takar-akar tinggallah
seorang kyai beserta seorang istrinya. Sang suami namanya Penghulu Alim, dia
dipanggil Pengghulu Alim karna dia adalah seorang kyai dan sering diundang dalam acara kawinan sekaligus menjadi
penghulunya. Pada suatu hari, penghulu alim diundang keacara kawinan, dan pada
saat itu istrinya sedang dalam keadaan hamil, penghulu alim akan pergi beberapa
bulan sehingga sebelum berangkat, sang penghulu alim menyerahkan seutas sabuk
dan selendang kepada istrinya seraya berkata “ istriku,,, nanti kalau anak kita
lahir dan sudah mampu berjalan suruhlah untuk mencariku ditempat acara kawinan
itu, dan ikatkan sabuk dan selendang itu sebagai pakaiannya agar aku dapat
mengenalinya”. istrinya dengan penuh kelembutan pun menjawab “ baiklah kakak”
seraya menyiapkan perbekalan untuk suaminya sang penghulu alim
Sepergian
suaminya Penghulu Alim, lahirlah Si Kuat Makan(Si Kuat Medaran) dan dirawat
oleh sang ibunya seorang. Ketika si kuat medaran sudah menginjak beberapa bulan
dia sudah mampu berjalan dengan lincahnya. Namun selama kelahiran dia belum tau
siapa dan dimana ayahnya. Akhirnya si kuat medaran pun bertanya pada ibunya.
“ibu… dimanakah ayahku?. Kata Si Kuat Medaran kepada ibunya.
Ibunya menjawab; ayahmu diundang ke acara kawinan daerah
sebelah, anakku…!
“tapi kenapa sampai sekarang belum
juga pulang.. Bu? . Kata si kuat medaran
lagi kepada ibunya.
Sambil
mengelus anaknya ibunya pun menjawab,”mungkin ayahmu sibuk disana, karna banyak
undang yang harus dipenuhi, kalau kau mau melihat ayahmu maukah kamu
menyusulnya anakku..!. kata ibunya seraya menatap Si Kuat Medaran.
“Mau
ibu, tapi dimanakah tempat ayah….
“berjalanlah
desa diutara, nanti kalau kamu menemukan ada acara (begawe), tanyalah kepada
warga disana tentang ayahmu Penghulu Alim..” kata ibunya
“kalu
begitu baiklah buuu…”jawab Si Kuat Medaran
Akhirnya
dengan perasaan cemas ibunya menyiapkan perbekalan untuk Si Kuat Medaran.
Walaupun masih kecil tapi Si Kuat Medaran memiliki kekuatan yang sangat tinggi.
Setelah perbekalan sudah siap si kuat medaran pun berangkat. Selama dalam
perjalanan Si Kuat Medaran tidak pernah menemukan suatu halangan yang berarti,
walaupun masih kecil namun anak ini memiliki kekuatan yang sangat tinggi dan anehnya lagi sang anak memiliki
kebiasaan makan yang banyak tanpa pernah puas itulah sebabnya dia di juluki Si
Kuat Medaran(makan). Sesampai ditempat itu, Si Kuat Medaran bertemu dengan
beberapa anak kampung yang sedang bermain-main di luar pagar pembatas dusun itu,
dan kebetulan disana kebetulan lagi ada acara kawinan atau begawe (roah ) dalam
bahasa sasaknya. Sang anak pun ikut bermain dengan anak-anak itu, namun
keanehan terjadi, setiap anak yang disentuh selalu merasakan kesakitan, ada
yang nangis. Melihat hal itu ada anak asing yang datang kedusun mereka yang
memiliki kekuatan aneh, akhirnya penduduk dusun itu pun membawa Si Kuat Medaran
ketempat begawe atau acara itu, dan kebetulan ayahnya ada disana lagi pimpin
acara pernikahan itu.
Penduduk desa membawa
si kuat medaran keberanda atau betaran dan dikasih makan oleh penduduk
setempat. Namun si kuat medaran selalu minta makanannya ditambah, penduduk
setempat menuruti kemauan si kuat medaran, sampai-sampi persedian makanan untuk
tamu yang lain pun habis. Sehingga ditempat inilah dia mulai dipanggil dan
dijuluki si kuat medaran (makan). Mendengar ada kegaduhan dengan kedatangan
anak masih kecil tetapi makannya tidak pernah kenyang akhirnya sang penghulu
alim pun melihatnya dengan penuh penasaran. Dengan raut wajah yang kaget sang
penghulu alim terkejut bukan main ketika melihat si kuat medaran itu adalah
anaknya sendiri. Sang penghulu alim mengetahuinya dari pakaian dan sabuk yang
dipakai Si Kuat Medaran karna itu adalah pemberiannya kepada istrinya dulu
ketika sedang hamil. Dengan persaan malu penghulu alim tidak mengakui bahwa itu
adalah anaknya sendiri. Penghulu alim pun pamit dan mebawa si kuat medaran untuk
pulang kerumahnya menanyakan kepada istrinya apakah benar si kuat medaran itu
adalah anaknya.
Setelah
kejadian ditempat acara begawe itu, penghulu alim jadi sangat membenci si kuat
medaran karna dia merasa telah dipermalukan oleh anaknya sendiri sebagai
seoarang kyai. Ketika sampai dirumahnya sang penghulu alim pun langsung menemui
istrinya kemudian bertanya”
“istriku,,,! Panggil sang Penghulu Alim terhadap istrinya.
“Yaa suamiku…” jawabnya dengan nada lemah lembut
“apakah benar anak ini adalah anak kita” kata Penghulu
Alim dengan nada sedikit garang.
Sang
istri pun menjawabnya; “yaaa… emang
benar itu adalah anak kita, memangnya ada apa dengan anak kita”
Dengan
rasa acuh dan angkuh sang penghulu laim pun berkata “dia telah mempermalukan
aku, di tempat acara begawe itu, dengan kebiasaan makannya yang tidak puas dan
merasa kenyang sampai persedian makanan ditempat itu habis dimakan oleh anak
kita itu”
Namun
si kuat medaran diam tak berkata, walaupun ayahnya memarahinya dan kini sudah
membenci dirinya namun dia tetap penurut terhadap ayahnya penghulu alim. Sang
penghulu alim sendiri sangat membenci anaknya sehingga dia berniat membunuh si
kuat medaran meski dia adalah anak kandungnya sendiri.
Pada
suatu hari sang penghulu alim berniat mau membunuh si kuat medaran. Dia
mengajak si kuat medaran kesebuah sumur tanpa sepengetahuan istrinya.
Sesampainya di sumur itu, sang penghulu alim langsung mengajak si kuat medaran
untuk membuang air sumur itu. Tanpa banyak bicara si kuat medaran menuruti
ajakan ayahnya meskipun Sang Penghulu Alim sangat membencinya. Akhirnya ketika
air sumur sudah mau mengering sang
penghulu pun istirahat dan menyuruh Si Kuat Medaran untuk mengumpulkan
ikan-ikan yang ada dalam sumur itu. Sang penghulung pun naik dari sumur itu,
dan mencungkil sebuah batu yang sangat besar kemudian digelindingkankan kedalam
sumur itu. Si kuat medaran yang lagi asyik mengumpulkan ikan didalam sumur itu
pun langsung tertimpa oleh batu yang besar itu. Dengan perasaan puas telah
membunuh anaknya yang dibencinya, penghulu alim langsung pulang.
Ibunya Si Kuat Medaran sedih
dan gelisah semenjak kepergian suaminya dan
si kuat medaran yang tak
pulang-pulang juga. Ketika melihat sang suami penghulu alim sudah pulang
sementara Si Kuat Medaran tak kunjung pulang, sang ibu bertanya kepada suaminya
itu.
“suamiku… apakah kau
melihat anakmu si kuat medaran” Tanya sang ibu dengan perasaan cemas.
Penghulu alim pun
menjawabnya dengan jawaban yang singkat dan acuh “ah… tadi aku liat dia di
hutan lagi mengejar burung” jawabnya acuh sembari masuk kedalam kamar dan
tidur, karena merasa puas telah mampu membunuh si kuat medaran.
Sementara
ibunya Si Kuat Medaran gelisah bercampu cemas, karna anaknya tak jua pulang,
hingga matahari sudah masuk diperaduannya si kuat medaran masih belum juga
pulang kerumah. Dengan perasaan cemas dan berlinang air mata sang ibu duduk
diberanda rumahnya menunggu kepulangan anaknya Si Kuat Medaran. Ketika
dipertengahan malam sang ibu yang lagi duduk sedih menunggu anaknya dikejutkan
dengan kedatangan anaknya Si Kuat Medaran dengan membawa batu dipundaknya yang
begitu besar seraya berkata;
“ibu… ibuuuu…
dimanakah aku taruh batu besar ini”
“Oohh taruhlah disana
anakku” jawab ibunya dengan perasaan kaget campur senang karna anaknya sudah kembali.
Si Kuat Medaran pun
membanting batu itu hingga terjadinya gempa disekitar rumahnya. Sementara Penghulu
Alim yang lagi nyenyak tidur kaget dengan adanya gempa , dia langsung keluar
rumah. Dan yang lebih mengagetkan dan membingungkan adalah pulangnya Si Kuat
Medaran sambil membawa batu besar yang dia gunakan untuk membunuhnya tadi
siang. Konon batu itu sampai sekarang
di sebut batu penyenger (yaitu batu dari sifat marah campur kesal dai penghulu
alim)
Melihat
kejadian ini, lagi- lagi Penghulu Alim semakin
berniat untuk membunuh anaknya. kemarin
dia gagal membunuhnya dengan menimpakan batu besar, kali ini penghulu alim
berencana untuk mengajaknya menebang
pohon dihutan. Tapi Kali ini Penghulu Alim meminta izin kepada istrinya,,,
untuk mengajak si kuat medaran untuk menebang pohon di hutan. Tanpa berpikir
dan merasa mau dibunuh si kuat medaran pun menuruti ajakan ayahnya, begitu juga
ibunya pun mengizinkannya.
Akhirnya
keesokan harinya, ketika matahari mulai menyongsong sang ibu menyiapkan bekal
seadanya dan peralatan untuk suami dan anaknya Si Kuat Medaran. Si Kuat Medaran
dan ayahnya Penghulu Alim pun berangkat kehutan. hutan yang dipilihnya adalah
hutan yang punya pohon-pohon yang besar. Setelah menemukan sasaran yang tepat
dan pohon yang besar dan tinggi, penghulu alim pun langsung memulai untuk
menebang pohon ini, sementara Si Kuat Medaran disuruh untuk istirahat dulu.
Beberapa waktu kemudian penghulu alim sudah kelelahan, dia pun menyuruh anaknya
si kuat medaran untuk melajutkannya. Setelah selang beberapa waktu pohon pun
sudah punya tanda-tanda mau tumbang, dengan cepat penghulu alim menggantikan Si
Kuat Medaran kemudian menyuruhnya untuk duduk ketempat dimana arah pohon itu
akan tumbang. Tanpa berkomentar Si Kuat Medaran pun menuruti saja kemauan
ayahnya. Ketika Si Kuat Medaran duduk ditempat yang disuruhnya sang Penghulu
Alim melanjutkan untuk menebang pohon itu yang sudah mau tumbang. Dengan cepat tumbanglah pohon itu tepat dimana si kuat
medaran duduk. Karna besarnya pohon ini Si Kuat Medaran pun belum sempat untuk
menghindar dan tertimpa oleh pohon ini hingga tidak berkutik. Lagi-lagi penghulu
alim pulang dengan perasaan senang karna usahanya untuk membunuh si kuat
medaran pun berhasil. Sesampai dirumah sang ibu pun bertanya kepada suaminya,,,
Kakanda
suamiku,,, kemana anakmu Si Kuat Medaran. Kenapa dia tak pulang bersamamu…???
Penghulu
alim ; “anakmu masih asyik bermain-main dihutan tadi, sudah aku ajak pulang
tapi tidak mau….!!
Seperti
hari-hari sebelumnya sang Penghulu Alim pun masuk kedalam kamar rumahnya.
Sementara ibunya si kuat medaran mencemaskan anaknya. Malam sudah tiba, tapi si kuat medaran tak
juga ada yang pulang. Ibunya sedih campur gelisah menanti kepulangan anaknya
diteras rumah. Dengan cara sebelumnya, ketika dipertengahan malam, si kuat
medaran pun pulang dengan membawa pohon besar beserta ranting-rantingnya
kerumahnya.
“Ibu,,,, ibu,,, ayah… dimanakah aku menaruh pohon ini???”
,,,kata Si Kuat Medaran
“Taruhkan
saja disana anakku…” jawab sang ibu dengan senang karena anaknya telah kembali,
namun dia kaget dan bingung dengan tingkah anaknya yang bisa membawa batu besar
dan pohon yang besar. Sementara sang penghulu alim semakin menbenci kelakuan Si
Kuat Medaran. Namun si kuat medaran masih menuruti kemauannya.
Setelah
kejadian itu sang Penghulu Alim semakin membenci anaknya si kuat medaran, namun
Si Kuat Medaran tetap menuruti kemauan ayahnya. Sang penghulu alim bingung
dengan cara apa untuk melenyapkan anaknya itu. Sehingga kali ini dia berpikir
untuk mengusirnya tanpa sepengetahuan ibunya. Si kuat medaran pun menuruti
kemauan ayahnya sehingga dia pun pergi kearah barat di wilayah Poret yaitu salah satu dusun kecil didaerah
pesisir pantai. Setelah beberapa lama tinggal ditempat itu, dengan kelakuannya yang
kalau makan tak pernah kenyang membuat masyarakat di didusun Poret ini enggan
untuk mengasihnya makan. Pada suatu waktu si kuat medaran merasa lapar sekali,
dan meminta makanan pada penduduk. Sehingga salah satu warga yang memiliki
sebuah lumbung padi yang mau mengasihnya makan tapi dengan memberi satu syarat.
Orang ini akan memberi makan apabila Si Kuat Medaran mampu mengangkat lumbung
padi miliknya dan jika bisa mengangkatnya, dia boleh membawa pulang lumbung
padi itu. tanpa banyak komentar si kuat medaran menuruti syarat itu. Dengan
kesaktian yang dimilikinya dia mengangkat lumbung itu, dan bergegas pulang.
Sementara orang itu tercengang kaget melihat kejadian itu, dia merasa menyesal
telah meremehkan Si Kuat Medaran.
Sambil
membawa lumbung padi beserta isinya, Si Kuat Medaran pulang kerumahnya. Ibunya
sudah lama menunggu kepulangannya. Sesampai dirumahnya, Sang Penghulu Alim dan
sang ibu kaget dengan anaknya itu. Kali ini sebuah lumbung yang dibawa pulang.
Sang penghulu alim melihat kepulangan Si Kuat Medaran, semakin membencinya dan
semakin kesal terhadapnya. Dengan segala usaha untuk melenyapkan si kuat medaran
namun selalu gagal.
Kini
Si Kuat Medaran sudah tumbuh dewasa, namun ayahnya tetap membencinya. Tak ada
rasa kasih saying yang diberikan ayahnya untuknya. Ayahnya berharap tidak mau
melihatnya. dengan itulah Si Kuat Medaran merasa harus pergi jauh dari hadapan
ayah untuk selamanya. Dia pun berbicara kepada ibunya dan menjelaskan tentang
ayahnya yang selama ini membencinya dan tak pernah mengangganya sebagai
anaknya. Si kuat medaran meminta izin dan restu ibunya untuk pergi jauh
mengembara untuk selamanya. Walupun berat hati walau ibu maupun si kuat medaran
namun tidak pilihan lain baginya kecuali pergi. Sang ibu dengan berat hati
mengizinkan anakmya itu.
Keesokan
harinya sang ibu menyiapkan perbekalan
untuk anaknya Si Kuat Medaran dengan seadanya. Sang ibu menyiapkan tujuh buah
ketupat, satu pisau kecil dan moto siu (adonan dari beras merah yang dicampur
parutan kelapa).ibunya menyediakan pisau untuk membelah ketupatnya. Setelah
perbekaln sudan siap si kuat medaran pun berpamitan kepada ibunya dan juga
ayahnya penghulu alim. Dengan menangis sang ibu memeluk anaknya erat-erat karna
ini adalah pelukan terakhir untuk anaknya itu, sedangkan sang penghulu tetap
biasa saja, ,malah dia senang sekali atas kepergian Si Kuat Medaran. Seusai
berpelukan Si Kuat Medaran pun berangkat dan pergi mengembara kearah timur.
Selama
dalam pengembaraannya dia bertemu dengan dua seorang pemuda yaitu Seger
Penyalin dan Kambing Moter. Dengan kedua sahabatnya itu dia jalani hari-harinya
dan melawan jin-jin maupun seorang raksasa yang menggangunya sampai mereka
bertemu dengan tiga orang gadis. Salah satu gadis itu berpakaian kotor karena
dilumuri lumpur. Merka sangat menginginkan seorang untuk menemaninya selama
dalam pengembaraannya. Mereka pun melakukan undian siapa yang menang dia yang
dapat yang paling cantik. Namun Si Kuat Medaran selau kalah dan dengan terpaksa
dia mendapatkan gadis yang kotor itu. Namun Si Kuat Medaran sangat terpesona
akan kecantikan gadis itu setelah gadis itu membersihkan dirinya. Dia terlihat
berbeda dari sebelumnya. Tidak hanya Si Kuat Medaran yang terpana melihatnya,
seger penyalin dan kambing moter pun melihatnya tanpa berkedip dan merasa iri
terhadap si kuat medaran. Malah mereka ingin mengulangi undian itu.
Selama
dalam pengembaraannya Si Kuat Medaran dan teman-temannya itu, memberikan nama
setiap tempat yang di lewati diantaranya dusun Tambuk dan Gunung Junjung. Dan konon ceritanya Si Kuat Medaran Ini
adalah nenek moyang dari raja pejanggik di Lombok timur.
******
TAMAT ******
NAMA-NAMA RESPONDEN
1.
Nama
: Amaq Damin
Alamat : sengkereng
Umur : ± 67 tahun
Keluar
daerah : Tidak pernah
Penduduk
: asli
Berbahasa
Indo. : Tidak bisa
Kisah
cerita : mengusai
2.
Nama : amaq dimin
Alamat : serupi (sebelah utara sengkereng)
Umur : ± 64 tahun
Keluar
daerah : tidak pernah
Penduduk
: asli
Bahasa
indo. :Tidak bisa
Status
:
Mangku dari cerita ini sekaligus orang yang mampu menyembuhkan orang yang
disebabkan oleh sumur tempat si kuat medaran di timpa batu.
Kisah
cerita : mengusai
3.
Nama
: Bayuk ( amaq Adit )
Alamat
: sengkereng
Umur
: 43 tahun
Penduduk
: asli
Bahasa
indo : kurang mengusai
Keluar
daerah : belum pernah
Cerita
: tidak begitu menguasai
4.
Nama : Amaq Mai
Alamat
: denong (utara poret)
Umur
: 58 tahun
Keluar
daerah : belum pernah
Penduduk
: asli
Berbahasa
Indo : bisa
Kisah
cerita : menguasai
5.
Nama
: wayah tibuw
Alamat
: serupi
Umur : ± 66 tahun
Penduduk
: asli
Berbahasa
Indo: tidak bisa
Keluar
daerah : belum pernah
Kisah
cerita : mengusai, tidak hanya cerita
ini tapi juga cerita-cerita lain